,

Rektor UIN Walisongo: Kebangkitan Nasional Bukan Sekadar Sejarah, Tapi Gerakan Menuju Masa Depan

Posted by

 

UIN Walisongo Online, Semarang,   – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 pada Selasa (20/5/2025). Kegiatan ini dilaksanakan di halaman  Gedung  KH Saleh Darat Rektorat  UIN Walisongo dan diikuti oleh jajaran pimpinan, dosen, serta tenaga kependidikan UIN Walisongo.

Upacara berlangsung khidmat dan dipimpin langsung oleh Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Nizar, M.Ag. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nizar menyampaikan amanat dari Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, yang menekankan pentingnya memaknai Hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum untuk terus melangkah maju di tengah perubahan zaman.

“20 Mei 2025 bukan sekadar memperingati tanggal bersejarah, melainkan membuka kembali halaman penting sejarah bangsa. Kebangkitan nasional adalah kebangkitan kesadaran dan keberanian untuk menolak terjajah, yang lahir di tengah keterbatasan dengan semangat perubahan,” tutur Prof. Nizar membacakan sambutan resmi.

Ia menambahkan bahwa semangat kebangkitan tidak selesai dalam satu masa. Kebangkitan harus terus hidup sebagai gerakan kolektif menjawab tantangan disrubsi teknologi, polarisasi geopolitik, dan kedaulatan digital bangsa.

“Indonesia hari ini harus mampu memimpin perubahan, menjadi mitra dialog yang produktif di dunia internasional, dan tetap berpijak pada kepentingan rakyat. Kebijakan yang adil dan merata harus menjadi pijakan utama pembangunan,” jelasnya.

Berbagai capaian pemerintah juga disorot sebagai wujud nyata dari semangat kebangkitan nasional, seperti layanan kesehatan gratis untuk 777 ribu masyarakat, pelayanan digital kesehatan, serta penguatan sektor pendidikan melalui pelatihan vokasi dan pengembangan talenta digital yang relevan dengan kebutuhan industri. Termasuk di antaranya, pendirian AI Center di Papua sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah dan industri.

“Percaya bahwa kebangkitan besar dibangun dari hal-hal sederhana. Dari perut yang kenyang, anak-anak yang belajar tanpa rasa lapar, dan layanan publik yang mudah diakses rakyat,” pungkasnya.

Upacara kemudian ditutup dengan doa bersama sebagai bentuk harapan agar Indonesia terus tumbuh sebagai bangsa yang mandiri, tangguh, dan berkeadilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *